Generasi Z sebentar lagi akan mewarnai dunia pekerjaan. Bahkan, di kegiatan-kegiatan internship yang saat ini sering ditemukan, sudah mulai didominasi oleh Generasi Z. Perlu diketahui, salah satu hal pokok yang menjadi kunci membuat betah generasi Z dan mungkin pada semua generasi, ialah kenyamanan dalam lingkungan kerja.
Ketika bekerja, karyawan tentu ingin memiliki rasa puas, bahagia dan tentunya bangga terhadap perusahaan tempatnya bekerja. Hal ini tujuannya agar mereka bisa loyal dalam melakukan pekerjaannya. Karyawan dapat bekerja secara produktif dan optimal. Di samping itu, hal ditujukan agar karyawan merasa betah bekerja di perusahaan. Perasaan-perasaan tersebut dapat tercapai, asalkan perusahaan juga bisa menawarkan hal tersebut. Sesungguhnya, perusahaan sudah bisa memberikan kepuasan pada karyawannya sejak masa rekrutmen.
Fakta menunjukkan bahwa hanya ada sekitar 25% karyawan saja yang merasa bahwa bekerja di sebuah perusahaan membuat mereka bahagia sehingga mereka pun loyal terhadap perusahaan dimana mereka bekerja. Sementara, ada sekitar 65% yang tidak cukup loyal karena ketidakpuasan dengan perusahaannya.
Tentunya, ini juga sangat berpengaruh terhadap proses seleksi karyawan baru yang mana mereka mungkin tidak berminat bekerja di perusahaan. Agar perusahaan bisa tepat sasaran perusahaan memiliki strategi khusus yang dikenal dengan employer branding. Tapi, tidak perlu khawatir, karena seorang HR bisa memanfaatkan employer branding demi menarik minat dan mempertahankan calon karyawan terbaik.
Apa itu employer branding?
Employer branding dikenal sebagai kemampuan perusahaan untuk mempromosikan perusahaannya melalui citra yang baik kepada calon kandidat karyawan agar tertarik untuk melamar. Hal ini tentunya bertujuan untuk mencuri simpati calon karyawan. Lloyd S mengungkapkan bahwa employer branding merupakan usaha perusahaan untuk mengkomunikasikan kepada karyawan yang sedang dipekerjakan saat ini dan calon karyawan bahwa perusahaan mereka adalah tempat yang diinginkan untuk bekerja.
Employer branding dibuat untuk membangun identitas, citra dan nilai positif perusahaan. Hal ini dilakukan untuk membedakan perusahaan tersebut dengan perusahaan kompetitor. Strategi ini sendiri sering dikaitkan dengan proses rekrutmen lantaran disaat itulah perusahaan berjuang untuk bisa menjaring karyawan potensial. Namun, perlu diingat juga bahwa employer branding tak kalah pentingnya bagi karyawan yang sudah ada di perusahaan.
Bagaimana melakukan employer branding?
Employer branding mungkin sering dikenal sebagai konsep yang cukup kompleks. Namun sebenarnya tidak demikian. Employer branding cukup mudah dilakukan dengan tujuan menarik minat dan mempertahankan kandidat terbaik. Sudah menjadi hal yang wajar, seorang kandidat terbaik pasti akan memiliki perusahaan terbaik begitu pula perusahaan.
Sementara, yang perlu disadari ialah persaingan yang begitu ketat sehingga tidak mudah untuk mempertahankan kandidat tersebut. Lantas, apa yang perlu dilakukan sebagai HR untuk mempertahankan kandidat dengan employer branding? Berikut beberapa langkah yang bisa dipertimbangkan.
Pertama: identifikasi sederhana
Identifikasi karyawan perlu dilakukan dengan tujuan mempertahankan karyawan terbaik di perusahaan. Cara ini bisa diawali dengan langkah sederhana. Yakni dengan cara membuat sebuah grup dan menanyakan pada kelompok tersebut tentang hal-hal yang membuat mereka bahagia ketika bekerja di perusahaan sebelumnya atau perusahaan saat ini.
Di samping itu, bisa juga menanyakan terkait hal-hal yang tidak mereka sukai di perusahaan. Hal ini termasuk identifikasi dalam ranah lingkungan perusahaan. Selain itu, bisa juga dengan melakukan observasi di luar lingkungan kerja, agar bisa mendapatkan calon pekerja baru yang berkualitas dan memahami hal-hal yang mereka inginkan.
Kedua: Membangun citra
Coba menjawab pertanyaan ini, “apakah anda mengerti berapa nilai perusahaan di mata karyawan dan orang lain?”. Tentu saja, tidak akan pernah tahu pasti bahwa ternyata banyak orang yang tidak suka ataupun suka dengan perusahaan. Citra baik, perlu dibangun agar mereka bisa lebih loyal dengan perusahaan.
Jika nilai ini tidak diterapkan, hal ini tentunya dapat memengaruhi pelamar kerja baru sehingga mereka tidak berminat bekerja di perusahaan. Hal ini juga dapat dipengaruhi dari masalah internal yang dialami oleh karyawan hingga mereka pun tidak senang bekerja di perusahaan. Jadi, mereka tidak dapat merekomendasikan calon pekerja baru untuk bekerja di perusahaan.
Ketiga: Komunikasi holistik
Dengan menggunakan beragam teknologi masa kini, sangat bisa membuat perusahaan terkenal di mata dunia. Komunikasi internal dan eksternal sangatlah penting. Komunikasi eksternal meliputi perbaikan website perusahaan, membuat profil perusahaan di jaringan sosial media seperti facebook, twitter, dan Linkedin, serta iklan secara online.
Sementara itu, komunikasi internal bisa dilakukan dengan membuat sebuah majalah perusahaan, pertemuan mingguan, komunikasi melalui email, serta diskusi empat mata. Ketika, perusahaan dapat membangun komunikasi yang baik dengan menggunakan beberapa platform tersebut, kandidat akan merasa senang karena mereka dipedulikan.
Keempat: Pengukuran dan Analisa
Yang terakhir, employer branding yang dibangun tetap harus di update. Hal ini agar dapat diketahui berhasil tidaknya. Ada beberapa hal yang mungkin bisa dilakukan dalam langkah ini diantaranya adalah mengukur tingkat retensi karyawan, program referal karyawan, produktivitas perusahaan, survei kepuasan karyawan, dan sebagainya.
Dalam proses survei kepuasan, karyawan dapat bertanya secara langsung kepada setiap karyawan yang bekerja apakah mereka merasa puas dengan fasilitas baru yang telah diberikan atau juga bisa menerima saran dan masukan dari mereka bagaimana cara meningkatkan kepuasan karyawan sehingga tidak mempengaruhi proses rekrutmen karyawan baru nantinya. Inti dari employer branding adalah membuat semua pihak merasa senang dengan apa yang telah perusahaan berikan atau tawarkan.
Mengapa employer branding penting untuk perusahaan?
Menarik Perhatian Calon Karyawan
Jika berada di situasi tengah mencari pekerjaan dan dihadapkan dengan dua pilihan, satu perusahaan dengan reputasi baik dan satu lagi perusahaan yang tidak populer, mana yang perusahaan pilih? Berbagai sumber menyatakan bahwa lebih dari 80% pencari kerja akan mengutamakan reputasi perusahaan sebelum melamar.
Sumber lain juga menyatakan bahwa 9 dari 10 kandidat akan melamar pekerjaan untuk perusahaan yang dikelola secara aktif. Dari survei tersebut dapat dilihat bahwa branding perusahaan memiliki dampak signifikan terhadap perekrutan. Hal tersebut sangat mungkin karena sebelum mendaftar, calon kandidat akan lebih banyak mencari tahu seputar perusahaan terutama di ulasan-ulasan online.
Menjaring Karyawan Potensial
Selain untuk menarik perhatian calon karyawan sebanyak-banyaknya, tujuan utama dari employer branding adalah untuk menjaring karyawan potensial. Statistik menunjukkan bahwa branding perusahaan yang kuat akan menarik 50% pelamar yang lebih potensial atau berkualitas. Dengan demikian, melalui employer branding perusahaan akan lebih berpeluang menjaring kandidat yang sesuai kriteria karena kandidat potensialnya lebih banyak.
Menjaga Loyalitas Karyawan
Tak hanya terkait proses rekrutmen, employer branding juga berpengaruh kepada keberadaan karyawan yang sudah ada. Jika employer branding yang dibangun sudah sangat baik, maka karyawan yang ada tidak akan berpaling ke perusahaan lain alias menekan angka resign.
Employer branding untuk karyawan yang ada itu sendiri bisa dilakukan dengan berbagai strategi seperti menjamin kesejahteraan mereka, membangun budaya kerja yang menyenangkan, membuat peraturan yang saling menguntungkan, dan lain sebagainya.
Nah, itulah beberapa hal yang bisa dilakukan oleh seorang HRD untuk membangun employer branding agar tidak kehilangan kandidat yang berkualitas karena bisa saja kandidat perusahaan terpincut dengan tawaran dari perusahaan lain yang lebih baik.
Oleh karena itu, employer branding adalah cara agar karyawan perusahaan merasa senang bekerja di perusahaan perusahaan dan juga banyak orang mengantri di luar sana yang ingin bekerja di perusahaan perusahaan. Untuk itu, jangan pernah menyepelekan employer branding karena pengaruhnya sangat besar dalam dunia rekrutmen. Jika tidak, perusahaan akan kehilangan talenta terbaik yang pernah perusahaan percaya.
Employer branding bukan hanya sekadar kegiatan untuk menggembar-gemborkan keunggulan perusahaan. Prosesnya pun bisa panjang dan mungkin akan memakan waktu sampai perusahaan merasakan hasilnya. Membentuk citra baik perusahaan tentunya membawa kebaikan untuk perusahaan itu sendiri, dan yakinlah kebaikan itu dapat dirasakan manfaatnya oleh anggota perusahaan, bahkan sampai ke customer perusahaan.
Employer branding juga tidak selalu berupa sepenggal gambaran mengenai situasi bahagia di sebuah perusahaan. Employer branding adalah cerminan dari sebuah perusahaan, bagaimana sebuah perusahaan memperlakukan organisasinya dan menjadikannya sebuah tempat kerja sebagai identitas dan kebanggaan, hingga orang lain ingin bekerja dengan kita. Konsep ini adalah tantangan yang harus dilalui demi terciptanya identitas perusahaan yang lebih matang, yang nantinya akan bermanfaat besar dalam melakukan talent acquisition.