Anda tentu sudah familiar dengan beberapa brand sneakers luar, seperti Adidas, Nike, Mupa, Converse, serta Vans, bukan? Namun, bagaimana dengan brand Compass? Sudah cukup familiarkah di telinga Anda?
Ya, sejak keputusan pihak sepatu Compass yang membatalkan peluncuran Compass 98 Vintage, Sabtu, 14 Desember 2019 dikarenakan antrean membludak dan berlangsung ricuh, nama sepatu Compass langsung meroket. Banyak yang bertanya-tanya, apa dan dari mana sepatu Compass ini hingga memiliki penggemar yang begitu menggila?
Compass merupakan brand sepatu lokal yang didirikan sejak 1998 lalu. Sejak kemunculannya di tahun tersebut, sepatu yang mengusung tema vintage di setiap modelnya ini tidak langsung populer. Kemudian, baru pada 2017 lalu, sang creative director, Aji Handoko, melakukan re-branding untuk sneakers yang berasal dari Bandung ini.
Ia meluncurkan seri Gazelle, yang terinspirasi dari sepatu vintage tahun 1940-an. Seri Gazelle ini dirilis dengan model low dan high, dengan beberapa warna dasar, seperti hitam, merah, putih, dan gum. Sepatu berbahan kanvas ini memiliki konsep modern namun masih memiliki sentuhan vintage.
Jika dilihat sekilas, model sepatu ini didesain ala Vans. Perbedaannya terletak pada toe cap yang tidak didesain full, melainkan hanya seperempat. Selain itu, Compass seri Gazelle ini juga dibuat dengan upper canvas dan vulcanized sol. Dan akhirnya, pada 2018 lalu, menjadi momen kejayaan dari sepatu ini. Perlahan tapi pasti, nama sepatu Compass sebagai brand lokal murah tapi tidak murahan, mulai mencuri hati pecinta sneakers di Indonesia. Hingga pada setiap perilisannya, sepatu ini selalu ludes diburu pembeli.
Sebelum dijadwalkan rilis di event Wall of Fades di Mal Grand Indonesia, Jakarta Pusat, yang akhirnya dibatalkan. Sepatu Compass 98 Vintage, sebelumnya dirilis pada event Urban Sneakers Society di District 8, SCBD, Jakarta Selatan. Pada saat itu, antusiasme pengunjung juga tak kalah membludak.
November tahun lalu, Urban Sneakers Society (USS) digelar di Jakarta. Pecinta sneakers berbondong-bondong menyerbu lokasi pameran untuk mendapatkan sneakers incaran mereka. Salah satu merek yang paling diincar adalah Compass. Di antara booth brand lain seperti Adidas dan Nike, booth sepatu Compass terlihat paling ramai.
13 Desember lalu, Compass lagi-lagi membuat kehebohan dengan banyaknya calon pembeli yang datang berkumpul di Mal Grand Indonesia untuk antre membeli sepatu Compass yang baru akan dirilis keesokan harinya. Menariknya, Compass bukanlah brand yang berasal dari luar negeri, melainkan brand lokal yang berasal dari Bandung. Bagi Anda penggemar sneakers yang mungkin ingin tahu lebih banyak mengenai brand sneakers satu ini, simak beberapa fakta tentang Compass.
Sudah ada sejak tahun 1998
Sebenarnya Compass sudah ada sejak tahun 1998. Jadi, di dunia persepatuan, bisa dibilang Compass bukanlah pemain baru. Namun merek Compass baru booming kurang lebih setahun terakhir, tepatnya setelah melakukan rebranding. Menurut Gladys Kahar, anak dari pendiri Compass Gunawan Kahar, saat itu momennya bertepatan dengan Asian Games 2018 yang membangkitkan rasa nasionalisme masyarakat, jadi orang-orang mulai bangga memakai produk lokal.
Tidak kalah dengan produk luar negeri
Secara kualitas, Compass bisa diadu dengan merek luar negeri. Dengan menggunakan material berkualitas dan tidak terlalu tebal, Compass menjadi lebih lentur dan nyaman dipakai. Hal inilah yang menjadi poin plus dari sepatu ini sehingga banyak diminati.
Harga terjangkau
Untuk sepatu berkualitas baik, Compass dibanderol dengan harga yang sangat terjangkau yaitu mulai Rp200.000-an saja. Hal ini lagi-lagi menjadi poin plus tersendiri sehingga merek ini banyak digemari.
Kolaborasi dengan influencer
Sebagai salah satu strategi bisnis, Compass melakukan kolaborasi dengan influencer Brian Notodihardjo atau yang akrab disapa Bryant. Hasil dari kolaborasi itu adalah Compass Bravo yang diproduksi terbatas yaitu 100 pasang saja.
Sold out dalam waktu 1,5 Jam
Saat merilis Compas Bravo, pada hari pertama 100 pasang sepatu tersebut langsung ludes terjual. Sepatu hasil kolaborasi itu dibanderol dengan harga Rp398.000. Mungkin karena diproduksi secara terbatas, jadi banyak orang yang tak mau kehabisan dan langsung membelinya begitu rilis.
Kolaborasi dengan Darahkubiru
Untuk menutup tahun, Compass meluncurkan produk edisi khusus untuk Darahkubiru. Edisi khusus ini merupakan bentuk apresiasi mereka untuk komunitas denim terbesar di Indonesia. Ada dua produk yang dirilis yaitu Gazelle edisi khusus yang dirancang oleh Pop Meets Pop dan seri Vintage 98 edisi khusus yang dirancang oleh Old Blue Co. Kedua sepatu ini dirilis dalam jumlah terbatas.
Antrean Berjam-jam
Karena selalu ditunggu-tunggu, banyak orang yang datang awal untuk mengantre demi mendapatkan koleksi sepatu Compass. Bahkan beberapa ada yang datang sejak malam sebelumnya dan rela mengantre sampai berjam-jam. Karena terlalu besar minat pembeli, Compass bahkan sempat membatalkan peluncuran edisi khusus untuk Darahkubiru karena kondisi antrean yang tidak kondusif.
Desain unik
Tentu saja tingginya minat pembeli terhadap sepatu Compass bukan hanya karena romantisme semu akan nasionalisme belaka, melainkan juga karena kualitas dan desainnya. Untuk desain sendiri, Compass memiliki keunikan yaitu lebar toe cap yang hanya seperempat dari ukuran umum. Hal ini membuatnya menjadi unik dan khas karena hampir semua bagian sepatu tertutup canvas sampai ke ujungnya.
Sosok di Balik Kesuksesan Compass
Melihat begitu banyaknya prestasi yang didapat oleh Compass, tentu tidak lengkap kalau kita tidak membahas tokoh di baliknya. Sosok itu bernama Aji Handoko Purbo atau yang akrab disapa Gonjel. Aji merupakan Creative Director yang dipercaya langsung oleh owner untuk melakukan rebranding Compass. Pada tahun 2017, Aji masuk untuk menangani sisi kreatif dan strategi bisnis.
Waktu itu, pemilik Compass Gunawan Kahar sudah hampir menyerah. Usaha terakhirnya adalah untuk menghidupkan kembali Compass sebagai produk lokal yang diharapkan bisa sukses di negeri sendiri.
Sepatu Compass Gazelle didesain oleh Aji pada tahun 2017. Setelah merilis Gazelle, 2018 adalah momen brand Compass kembali kehidupan. Rebranding itu berhasil menggebrak pasar sneakers lokal. Sebelum bergabung dengan Compass, Aji sudah memiliki banyak pengalaman di bidang desain sepatu. Namanya mulai dikenal sejak ia mendesain sepatu ARL yang menjadikan Ariel Noah sebagai brand Ambassador. Sebelumnya, Aji juga pernah menjadi supplier dan penjaga toko sepatu.
Saat ini, Aji mengaku belum puas dengan semua pencapaian yang didapatkan. Menurutnya, masih banyak ide-ide menarik yang bisa dieksplor. Hal ini tentu saja merupakan kabar gembira bagi penggemar brand Compass yang selalu menunggu-nunggu produk baru. Baiklah. Melihat animo masyarakat kepada Compass, rasanya produk lokal kita tak kalah keren dari merek-merek fesyen luar macam Supreme atau H&M. Kita tunggu saja gebrakan selanjutnya dari Compass, ya.