Siapa yang tidak kenal dengan Putri Tanjung? Menjadi putri seorang pengusaha sukses ternyata tidak selamanya enak. Tentu, ada beban tersendiri dibalik menyandang nama tersebut. Hal itu yang dirasakan oleh perempuan bernama asli Putri Indahsari Tanjung atau biasa akrab disapa Putri Tanjung, dialah putri dari Chairul Tanjung.
Menyandang nama belakang Tanjung membuatnya tidak jarang merasakan beban dalam bayang-bayang nama besar ayahnya. Seolah banyak orang mempersepsikan bahwa kegagalan tidak akan pernah menimpa dirinya.
Beban dan anggapan tersebut tidak membuat Putri down, justru memacu semangat dan kerja kerasnya. Sejak kecil pula, kedua orangtuanya sudah menanamkan arti tanggung jawab dan kerja keras. Bahwa segala hal tidak bisa didapatkan dengan mudah. Karena kerap di-bully ketika masih duduk di bangku Sekolah Dasar (SD), ia jadi lebih sering bergaul dengan orang yang umurnya lebih tua daripada dirinya. Dari sanalah ia sering mendapatkan petuah untuk mencari passion di dalam dirinya, yang nantinya bisa ditekuni untuk bekal masa depannya meraih sukses.
Terinspirasi Sosok Ayah dan Memulai Kelola Event Organizer
Sosok ayahnya yang merupakan pengusaha sukses juga menjadikannya berambisi untuk bisa menjadi pengusaha sukses, bahkan lebih sukses melampaui ayahnya. Untuk itu ia mencari hal apa yang disenanginya, atau menjadi passionnya selama ini untuk berbisnis. Ia menemukan dirinya tertarik pada dunia event dan tertarik untuk mengorganisir acara ketika dipercaya menjadi ketua kelas saat dibangku SMP dan terlibat mengorganisir acara-acara sekolah.
Maka, ketika ia masih berusia 15 tahun, ia menawarkan diri pada seorang teman untuk mengorganisir acara ulang tahunnya tersebut. Ia melakukan presentasi pada orang tua temannya dan akhirnya berhasil dipercaya untuk mengatur acara tersebut dengan modal Rp 10 juta.
Meski masih remaja, ia benar-benar melakukannya dengan sungguh-sungguh. Baginya, setiap proyek yang ditanganinya berarti itu komitmen dirinya untuk menyelesaikannya. Ia mengelola event organizer (EO) yang dinamainya El Paradiso secara profesional sehingga mampu menghasilkan profit yang cukup menjanjikan.
Dari pengalamannya mengelola berbagai acara ulang tahun atau gathering selama menjadi founder dan CEO EO meski bersekolah di Singapura, ia akhirnya menemukan adanya gap di dalam industri EO ini. Saat itu di tahun 2014, istilah creativepreneur sedang naik daun di Indonesia yang merujuk pada entrepreneur yang bekerja di industri kreatif.
Mahasiswi Academy of Art San Fransisco ini sendiri melihat bahwa masih banyak seminar yang mengangkat isu creativepreneur masih dikemas dengan format yang membosankan dan kaku. Sehingga kurang begitu mengena di anak-anak muda yang memiliki minat atau sudah berkecimpung di industri kreatif. Dari sana ia memiliki ide untuk mengadakan suatu acara yang berbeda daripada yang lain. Dengan konsep acara yang menghibur sekaligus mampu memberikan motivasi, Putri yakin bahwa acara tersebut mampu menarik minat anak muda.
Untuk mewujudkan ide tersebut, bukan berarti ia tidak menemukan hambatan. Ia pernah ditolak oleh 30 perusahaan saat mengajukan sponsor untuk acaranya. Ia juga pernah berhujan-hujanan menunggu pemimpin perusahaan saat mengajukan sponsor. Meski banyak orang yang menyarankan agar ia meminta sponsor kepada ayahnya, ia memilih untuk tidak melakukannya karena ia ingin berusaha sendiri dan bisa membuktikan bahwa ia bisa sukses tanpa bayang-bayang nama belakang ayahnya.
Memulai Jejak Program Creativepreneur
Pada tahun 2014, dengan mengusung nama Creativepreneur Event Creator, ia membuat suatu acara berupa talkshow dengan pembicara-pembicara dari profesional atau expert di bidang industri kreatif dan dari berbagai latar belakang, festival musik, hingga bazaar untuk memberi peluang kepada entrepreneur menjual produk kreatif mereka. Seminar yang diadakannya pun bukan sekedar seminar. Dengan konsep talkshow, seminar yang diadakan Creativepreneur Event Creator ini menjadi lebih ringan, lebih menarik, dan lebih menyenangkan untuk diikuti.
Audiens diajak untuk mendengar presentasi para narasumber yang hadir, diskusi antarnarasumber, hingga ada sesi diskusi narasumber dengan audiens agar acara lebih hidup dan audiens mendapatkan banyak manfaat dari acara tersebut. Durasi waktu acara juga tidak menghabiskan waktu berhari-hari. Putri mengemasnya dalam waktu hanya empat jam saja agar audiens tidak cepat bosan, dan bisa langsung mendapatkan inti materi mengenai dunia creativepreneur.
Pembicara yang hadir dari berbagai latar belakang yang berbeda juga menambah pandangan baru peserta, serta diyakini mampu menginspirasi dan memotivasi tanpa perlu berlama-lama mendengarkan. Sejak diadakan di awal tahun 2014 lalu di Jakarta, ia telah memasang target peserta hampir 1500 orang. Seiring berjalannya waktu, angka tersebut terus meningkat. Creativepreneur Event tidak hanya singgah di ibu kota saja, melainkan sudah menyambangi beberapa kota di Indonesia, seperti Malang, Medan, Bandung, Surabaya, dan Yogyakarta.
Beberapa kali sukses menyelenggarakan acara berskala besar, bukan berarti tidak ada batu sandungan yang dihadapinya. Di tahun 2017, ia pernah kehabisan uang untuk membayar vendor di acara Creativepreneur Berjuang. Ia mencoba untuk meminjam uang dari ayahnya. Bukan diberi, sayangnya malah ditolak. Tapi dari sana, ia memutar otak mencari jalan keluar untuk bisa menyelesaikan masalah tersebut. Bersama timnya, akhirnya ia mampu menyelesaikan masalah ini.
Inisiator Gerakan Sosial Muda Bergerak
Selain berbisnis EO, ia juga tergerak untuk membuat gerakan sosial yang dinamainya Muda Bergerak pada tahun 2017. Gerakan ini sendiri berupa program untuk mendukung komunitas sosial yang sudah ada di Indonesia untuk dibantu secara digital agar masyarakat lebih sadar akan kampanye sosial mereka. Putri sendiri juga untuk pertama kalinya di tahun 2019 berpartisipasi menjadi salah satu pembicara di acaranya sendiri.
Di samping itu, ia sebelumnya telah beberapa kali dipercaya untuk menjadi pembicara beberapa acara seminar. Dari pengalamannya berbisnis sejak usia muda, hal tersebut membuktikan bahwa menjadi pengusaha itu tidak mudah, tapi juga bukan hal yang mustahil bagi semua orang yang mau berusaha.
Kelola Bisnis sebagai Ajang Pembuktian Diri
Meski bisnis itu kini membesar, ia juga begitu mencintainya, event bukanlah bisnis impian dia pada awalnya. Tak muluk-muluk, awalnya dia hanya ingin membuktikan ke diri sendiri, juga ke orang-orang, bahwa dia bisa membuat karya sendiri. Maklum saja, sebagai anak seorang pengusaha besar, namanya selalu dikaitkan dengan sang ayah, Chairul Tanjung. Tak sedikit orang yang mengira bahwa bisnisnya ini jadi besar karena bantuan ayahnya.
Padahal, menurut Putri, awal mula ia berbisnis sama sekali tidak dibantu orang tua. Bahkan modal pun tidak diberi. “Jadi gue sangat tidak percaya diri, dan gue nggak tau bisa apa, sukanya apa. Akhirnya gue kecemplung untuk bikin event dan segala macam, akhirnya gue menemukan cinta gue di industri kreatif dan perusahaan gue ini,” ujar dia.
Berbisnis di bawah bayang-bayang nama besar sang ayah tak seenak yang dipikirkan orang. Menurut Putri tekanannya jadi lebih besar. Dia tak ingin mengecewakan ayahnya. Tapi dia tidak menampik, punya ayah pebisnis membuat ia punya mentor yang luar biasa, baik ayahnya sendiri maupun teman-teman ayahnya. Tapi, apa yang dialami pengusaha lain juga dialami Putri. Ia juga mengalami jatuh bangun, ditolak sponsor, rugi, hingga diremehkan.
“Tapi gue bersyukur mengalami itu semua dan gue tau prosesnya, jatuh bangunya penolakannya. Kalo gak ada proses itu gue nggak di sini duduk sama lo,” kata dia kepada Deddy. Alasan itu yang membuat Presiden Joko Widodo atau Jokowi memilih Putri Tanjung sebagai salah satu staf khusus presiden dari kalangan milenial, bersama enam orang lainnya, yang dilantik pada Kamis, 21 November 2019.
Itu dia cerita inspiratif dari sosok Putri Tanjung. Temukan kisah inspiratif para pebisnis Indonesia di blog Mitran Pack. Mitran Pack, supplier peralatan dan perlengkapan pengemasan terbaik di Indonesia. Sudah terpercaya selama belasan tahun di kancah nasional.